Jumat, 09 November 2012

Kegiatan Untuk Generasi Muda Dalam Mengisi Kemerdekaan

Ada Beberapa Eskul yang menurut kami sanga berperan penting dalam mengisi kemerdekaan indonesia untuk Generasi-Generasi Muda, Simak Ulasan nya di Bawah ini :

1. Pramuka :
Pramuka, Tunas Kelapa.svg

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
Peduli terhadap dirinya pribadi
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur
Sistem berkelompok
Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
Kegiatan di alam terbuka
Sistem tanda kecakapan
Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
Kiasan Dasar

2. Paskibra :
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soekarno, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
Kelompok 8 / pembawa (inti),
Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

3. Palang Merah Remaja :

Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
Remaja adalah kader relawan.
Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:
Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.
Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.
Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.
Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.
Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Inilah beberapa Eskul yang berperan Untuk Mengisi Kemerdekaan Bagi para Generasi Muda Di Indonenesia, Original posting by : Piter & Liguta

Sikap-Sikap Positif Generasi Muda Dalam Mengisi Kemerdekaan

Sebagai generasi muda yang baik sudah seharusnya mengerti dan memahami nilai- nilai positif perjuangan para pejuang bangsa pada masa kemerdekaan. Tahukah kamu nilai-nilai positif apakah yang terdapat dalamd iri para pejuang? Nilai-nilai positif tersebut, di antaranya sebagai berikut:
1. Pro Patria dan Primus Patrialis, yaitu selalu mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air.
2. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan.
3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antara agama, suku, golongan, dan bangsa. Misalnya, menghormati orang lain yang menjalankan ibadah.
4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab. Misalnya, memberikan bantuan, seperti pakaian, obat-obatan kepada korban gempa dan Tsunami.
5. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam, seperti sikap terhadap bekas kaum kooperator (orang yang bekerja sama dengan penjajah) dan bekas gerombolan bersenjata.

Dan Taukah Kalian Apa saja sikap-sikap positif yang harus Kita Lakukan dalam mengisi Kemerdekaan Kita ,Berikut adalah sikap-sikap positif itu :

1. Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Mewujudkan kesetiaan terhadap Pancasila dengan cara:
Bagaimana usaha nyata kamu dalam mengisi kemerdekaan?
a) melaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
b) menjaga kelestarian Pancasila untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara;
c) menjaga hak dan kewajiban asasi manusia supaya tidak terjadi pelanggaran hak asasi;
d) memelihara kesadaran untuk menaati dan mematuhi hukum yang berlaku atau peraturan perundang-undangan, yaitu UUD 1945, UU/Perpu, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah.
3. Menegakkan dan mengisi kemerdekaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengadakan koreksi (perbaikan) serta mengatasi penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945.
b) Mengabdi pada kepentingan rakyat banyak melalui pembangunan nasional.
c) Melaksanakan sistem demokrasi yang sehat sesuai dengan kepribadian bangsa.
d) Menegakkan hukum.
c) Menegakkan kehidupan konstitusional atau kehidupan yang dilandasi dengan UUD 1945.
d) Ikut berperan serta dalam pembangunan dengan segenap kemampuan.
Dengan demikian, sikap positif yang dijelaskan tersebut harus dilaksanakan dalam kehidupan, baik di keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat. Apakah sikap-sikap tersebut sudah dilaksanakan olehmu dalam kehidupan sehari-hari? Coba renungkan sikap positif apa saja yang belum tercantum dan belum dilaksanakan olehmu.

Tindakan Generasi Muda Dalam Mengisi Kemerdekaan

Nuansa kemerdekaan masih menggema di hati seluruh rakyat Indonesia, terutama para generasi muda. Karena dari dulu sampai sekarang peran generasi muda sangat penting bagi kemajuan Bangsa Indonesia.Berkat semangat juang para generasi muda yang gigihlah Bangsa Indonesia mencapai puncak kemerdekaan.

Menurut Anda Apa Sih Tindakan Yang Harus Di lakuka generasi Muda Dalam Mengisi Kemerdekaan Ayo Simak Ulasan Di Bawah ini : 

Peran generasi muda selalu mewarnai dalam setiap usaha – usaha untuk memerdekakan Bangsa Indonesia,seperti pada waktu ditinbas oleh Pemerintahan Kolonial Belanda yang memaksa Bangsa Indonesia unutuk nemyerahkan rempah – rempah kepada Belanda, peran serta generasi muda yang sudah muak terhadap penjajahan belanda melawan dengan mengadakan pemberontakan di beberapa wilaya seperti Maluku, jawa, Bali, Blitar dan lain sebagainya.Hingga akhirnya belanda terusir dari Negeri kita tercinta ini. tetapi setelah itu kembali Bangsa Indonesia mengalami penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Jepang. Pada pemerintahan Jepang rakyat Indonesia sangat ditindas, harta kekayaan mereka dirampas. untuk menguris jepang dari ibu pertiwi generasi muda indonesia seperti Soekarno, Hatta,Sutan Syahrir, Soepomo dsb berjuang secara sembunyi – sembunyi dan secara terang – terangan( perang ). Dan akhirnya Jepang mengalalmi musibah yaitu di bomnya kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 tentara sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan pada Bangsa Indonesia. Para generasi muda lalu mendesak Soekarno dan Moh Hatta untuk segera merumuskan Proklamasi kemerdekaan, tetapi mereka menolak karena Jepang sudah berjanji untuk memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia, tetapi para pemuda tidak setuju dengan keputusan yang dibuat oleh Soekarno dan Moh hatta dan menculik mereka ke Rengasdengklok untuk merumuskan naskah proklamasi di rumah Tentara jepang bernama jendral terauchi dan Akhirnya Proklamasi kemerdekaan disuarakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur nomor 56 yaitu di rumah Soekarno.

Generasi muda zaman sekarang hidup dengan aman dan bebas tidak ada peperangan. Dalam menuntut ilmu pun tidak membeda bedakan antara anak bangsawan dan anak rakyat jelata, semuanya sama, sama – sama anak bangsa Indonesia. Peran generasi muda zaman sekarang adalah mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bersifat positif dan juga masih banyak peran setra generasi muda sekarang, misalnya patriot bangsa yang jarang diperhatikan publik seperti generasi muda yang aktif di organisasi sekolah, seperti PMR, OSIS, Pramuka, Paskibra dsb. Mereka Patut dianggap sebagai patriot bangsa yang mengisi kemerdekaan dengan karya nyata yang positif.

Jadi kamu bisa menjadi patriot bangsa jika kamu bisa mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal yang positif  Tadi.

Original post by : Piter Leopard Dan Liguta